Desain Rumahku Menggunakan Sweet Home 3D (1)
Awalnya saya hanya
ingin membangun rumah di sebidang tanah yang tidak seberapa luas. Bukan rumah
yang besar, megah, apalagi mewah. Rumah yang biasa saja tetapi bisa memenuhi
kebutuhan anggota keluarga. Yang nyaman, itu pasti. Dan yang penting nih, pingiiinnn
banget dibuat dari hasil desain sendiri.
Setelah mencari
ilham dengan menyusuri sungai, menuruni lembah, menaiki gunung (busyet dah,
kaya Ninja Hatori aja), ternyata susah juga ya mendapatkan inspirasi desain
yang pas. Akhirnya terpaksa minta bantuan sang ahli dalam hal pencarian:
google. Dengan mengetikkan kata desain rumah.. jreng .. jreng... munculah banyak gambar rumah. Ada denahnya,
ada penampakannya.
Mulailah hari ke
hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan saya pelototin hasil temuan google. Yang
pertama saya perhatikan tentunya ukuran luasnya. Cocok atau tidak dengan ukuran
tanah saya yang tidak seberapa luas itu. Baru setelah itu bentuk denah dan
rumahnya yang saya cermati. Tentunya bukan yang desain “wah”. Dan setelah
sekian lama mencari petunjuk yang ditemukan google, ternyata susah sekali
menemukan ukuran maupun desain yang pas.
Untunglah ada teman
yang memperhatikan kebingungan saya. Atas bisikan teman saya tersebut, dia menyarankan
agar saya mencoba membuat desain sendiri. Katanya ada software desain rumah 3
dimensi yang free dan cukup simpel penggunaannya. Namanya Sweet Home 3D. Jadi, kenapa
tidak mencoba mendesain sendiri? Saya mulai terpengaruh rupanya..
Akhirnya google
lagi deh... Bukan mencari desain lagi,
tetapi kali ini saya mencari alamat web Sweet Home 3D (selanjutnya saya singkat
SH3D aja). Setelah ketemu situsnya yang bernama www.sweethome3d.com, mulailah saya
menyedot installer software tersebut. Ukuran filenya tidak terlalu besar,
sekitar 30 MB. Jika dibandingkan dengan dengan software sejenis tetapi yang
berbayar dan memang khusus untuk desain arsitektur, ukuran file sampai
ber-giga-giga loh. Sempet juga sih muncul keragu-raguan, apa file yang kecil
ini bisa menghasilkan gambar yang bagus?
Download selesai,
install, kemudian mulailah saya mempelajari tutorial yang ada. Bagi saya yang
belum pernah menggunakan software ini, fitur-fitur dari SH3D menurut saya terkesan
simpel dan mudah dipelajari. Untuk membuat denah ruang tersedia “room”.
Kemudian untuk membuat dindingnya dengan menggunakan “walls”. Jika membutuhkan
tool untuk mengetahui ukuran terdapat “dimension”. Untuk atapnya sudah tersedia
model pelana. Apabila di dalam ruangannya ingin dilengkapi perabotan telah disediakan
“furniture” berupa meja, kursi, sofa, peralatan rumah tangga dsb. Furniture
yang tidak tersedia bisa ditambahkan asalkan berformat .obj, .dae, .3ds, dan
lws yang dibuat dengan software yang relevan.
Setelah desain 3
dimensinya selesai, langkah terakhir adalah membuat foto dari obyek 3 dimensi
tersebut. Kecepatan konversi obyek 3 dimensi foto tergantung beberapa hal.
Pertama, jumlah pixel yang diinginkan. Semakin besar jumlah pixel akan
memperlambat proses konversi gambar. Kedua, kualitas gambar. Semakin tinggi
kualitas gambar, akan menghasilkan gambar yang mendekati realistis dan akan
menampilkan pengaruh gelap terang sesuai pencahayaan yang kita berikan. Namun ada
“harga” yang harus dibayar yaitu lamanya proses konversi. Dan yang ketiga,
tentunya spesifikasi komputer yang dipakai. Selain sentuhan akhir menjadi
gambar, SH3D juga bisa menghasilkan tampilan dengan format video. Untuk yang
ini saya belum mencobanya.
Oh ya.
Gambar-gambar yang ada di tulisan ini adalah gambar dibuat saat awal mula
berkenalan dengan Sweet Home 3D. Yah, sekedar buat mengenang apa-apa yang
pernah saya buat dahulu. Jujur saja, kadang saya suka senyam-senyum sendiri
kalau melihatnya kembali. Soalnya masih unyu-unyu banget... seperti anak kecil
yang baru belajar menggambar dan masih amat jauh dari apa yang saya inginkan...
Thank’s for Emmanuel Puybaret, Sweet Home 3D
developer.
Masih main home 3d kang? Nyong waraih lah
BalasHapusWww.c-motivasi.com
Masih main home 3d kang? Nyong waraih lah
BalasHapusWww.c-motivasi.com