Akhirnya kesampaian juga ke Cianjur naik kereta api...
Hari Sabtu yang lalu, 25 April 2015, iseng-iseng saya pergi ke Cianjur
via Sukabumi naik kereta api. Nama kereta apinya Pangrango. Kereta api ini
berangkat dari Stasiun Bogor Paledang yang letaknya hanya selemparan batu dari Stasiun
Bogor. Ada dua kali pemberangkatan dari stasiun ini menuju Cianjur, pukul 07.55
dan 13.25. Untuk arah sebaliknya pemberangkatan dari Stasiun Cianjur pukul
08.15 dan 13.50. Waktu tempuh Bogor – Cianjur sekitar 4 jam. Dalam satu
rangkaian kereta terdiri dari 1 gerbong kelas eksekutif, 1 gerbong kereta makan
dan pembangkit dan 4 gerbong kereta kelas ekonomi. Saya memilih pemberangkatan dari
Bogor yang berangkat pagi dan kembali dari Cianjur menggunakan kereta yang
berangkat siang. Kelas yang saya pilih
adalah kelas ekonomi dengan harga tiket Rp30.000,-.
Meskipun perjalanan ke Cianjur hanya iseng-iseng, namun saya sudah membeli tiket
seminggu sebelumnya. Takut kehabisan, soalnya ini hari libur akhir pekan. Dan benar
saja. baru beberapa langkah menuju pintu keluar Stasiun Bogor, terdengar
pengumuman dari petugas bahwa tiket kereta api Pangrango sudah habis terjual. Untunglah
saya sudah memesan tiket jauh hari sebelumnya. Kalo tidak, bisa gagal
perjalanannya..
Keluar dari Stasiun Bogor, jam di tangan menunjukkan pukul 7 lewat
10 menit. Berarti masih ada waktu buat menikmati sarapan. Maklum, tadi berangkatnya
dari Jakarta belum sempat sarapan. Setelah melewati jembatan penyeberangan yang
lumayan curam, saya mampir ke penjual soto Bogor. Rasanya cukup enak. Satu porsi harganya
tiga belas ribu, sudah termasuk sepiring nasi dan segelas teh tawar hangat. Kenyang
deh..
Kelar sarapan, perjalanan dilanjut ke Stasiun Bogor Paledang. Sampai
di sana, ternyata sudah dipadati calon penumpang, meskipun kereta apinya belum
nampak. Saya langsung antri menuju pintu masuk. Tidak lupa saya siapkan tiket
dan kartu identitas saya (KTP). Oh, ya. Sekarang tiap penumpang kereta api
wajib menunjukkan tiket dan kartu identitas sebelum masuk peron. Tanpa menunggu
lama saya akhirnya bisa masuk peron stasiun. Ternyata Stasiun Bogor Paledang
ini agak beda dengan stasiun kereta api pada umumnya yang pernah saya singgahi.
Peronnya tidak terlalu luas, jalurnya
miring dan berbelok, dan hanya ada satu jalur rel kereta api!
Tidak berapa lama kereta api Pangrango yang saya tunggu datang. Setelah
kereta berhenti, para penumpang satu per satu mulai masuk dan mencari tempat duduknya
masing-masing sesuai yang tertera di tiket. Saya mendapat tempat duduk nomor 6C di gerbong ekonomi
1.
Ketika jam menunjukkan pukul 07.55, kereta api Pangrango diberangkatkan. Wow... tepat waktu! Sesuatu bingitz.. Beberapa kali naik kereta api ke arah Jawa Tengah sekarang memang cenderung lebih tepat waktu dan jauh lebih nyaman dibandingkan dulu.
Pemandangan selama perjalanan menuju Sukabumi mulanya didominasi pemukiman penduduk di kanan kiri rel. Kemudian silih berganti dengan pemandangan sawah, bukit, gunung dan sungai. Meskipun kereta ini menggunakan lokomotif terbaru seri CC 206, namun jalannya tidak secepat kereta ke arah Jawa Tengah dan Timur. Selain jalannya melewati bukit-bukit yang menanjak, jalur ini juga masih menggunakan rel dan bantalan lama, sehingga kecepatan kereta dibatasi. Sekitar jam sepuluh, kereta api Pangrango sampai di Stasiun Sukabumi. Di sini cukup banyak penumpang yang turun sehingga tersisa beberapa saja termasuk saya yang akan melanjutkan ke stasiun berikutnya sampai dengan Cianjur.
Tidak berapa lama, kereta api Pangrango melanjutkan perjalanan kembali. Setelah Sukabumi, pemandangan perjalanan lebih didominasi sawah, bukit, lembah, gunung dan sungai. Tidak sampai satu jam, setelah melewati Stasiun Gandasoli dan Cireungas, kereta berjalan pelan karena akan memasuki terowongan Lampegan. Lama juga kereta berada dalam terowongan karena terowongan ini cukup panjang, kurang lebih sekitar 400-an meter. Dulu sebelum runtuh malah lebih panjang, sekitar 600-an meter. Keluar terowongan, ada Stasiun Lampegan di ujungnya. Nah, buat yang ingin menjelajah ke Situs Megalitikum Gunung Padang bisa turun di stasiun ini.
Tidak sampai satu jam, akhirnya kereta api Pangrango merapat di Stasiun Cianjur pada pukul 11.43. Stasiun tampak lengang. Penumpang yang turun hanya tinggal beberapa orang saja. Cuaca di sekitar terlihat mendung disertai hujan gerimis. Memang, tidak banyak terlihat aktivitas di sini, apalagi hanya ada dua kali pemberangkatan dan kedatangan kereta di pagi dan siang hari.
Sambil menunggu pemberangkatan kereta api Pangrango kembali ke Sukabumi sampai Bogor pada pukul 13.50, meskipun gerimis, saya mencoba menjelajah keluar stasiun. Tujuan saya adalah alun-alun kota Cianjur sekalian untuk cari makan siang. Baru beberapa puluh meter melangkah keluar stasiun, tampak jalanan padat merayap dipadati berbagai kendaraan. Belum lagi deretan pedagang kaki lima yang menggelar lapaknya di trotoar. Ditambah becek karena hujan, jadi membuat tidak nyaman pejalan kaki seperti saya. Namun mau bagaimana lagi, inilah wajah umumnya negeri ini. Mau tak mau saya tetap harus melangkah ke tempat tujuan.
Tidak berapa lama, saya sampai di alun-alun kota Cianjur. Meskipun hujan gerimis, tetap saja ada manusia yang lagi nongkrong di tempat ini. Di sebelah alun-alun terdapat Masjid Agung Cianjur. Saya kemudian menuju masjid ini karena azan sudah berkumandang. Masjid ini cukup besar dan megah. Ornamen kaligrafinya juga tampak indah. Setelah selesai sholat di sini, saya segera keluar mencari makan siang.
Suasana yang semrawut, hujan gerimis yang terus turun dan waktu yang tidak cukup lama, mengurungkan niat saja untuk menjelajah kota ini. Setelah makan siang, saya langsung berjalan kembali ke Stasiun Cianjur. Stasiun masih terlihat sepi ketika saya melangkah masuk. Jangan-jangan saya adalah penumpang yang pertama datang. Sepertinya benar, hanya terlihat dua sejoli berseragam sekolah di peron stasiun. Saya tidak tahu apakah mereka penumpang kereta atau bukan. Di jalur 3, tampak kereta api Pangrango sudah siap membawa penumpang menuju Bogor. Dan saya berarti harus menunggu hampir satu jam di sini...