Rabu, 02 November 2016

Penampakan Unik di Lapak Pedagang Daging Sapi

Dua tahun sudah setiap Sabtu atau Minggu pagi saya menjadi tukang ojek. Tapi, saya bukan tukang ojek pangkalan loh ya. Apalagi ikut jadi anggota ojek online yang lagi marak akhir-akhir ini. Bisa dibilang saya ini tukang ojek spesial. Ya, karena penumpang yang saya antar bukan sembarang orang. Seseorang yang sangat spesial buat saya: istri sendiri. Tujuan penumpang yang saya antar juga tidak bisa dipandang main-main. Bila tidak saya antar, bisa menimbulkan kerawanan pangan dan kegagalan makan di rumah saya. Jadi, meskipun letaknya tidak bisa dibilang dekat, namun agak berlebihan juga kalau dibilang jauh, istri harus diantar dengan aman dan damai ke sebuah pasar tradisional.

Pasar tradisional yang biasa kami kunjungi adalah Pasar Manis. Letaknya di ujung barat Jalan Jenderal Gatot Subroto Purwokerto. Sesungguhnya, pasar ini sungguh jauh dari kata nyaman. Pada akhir pekan Sabtu dan Minggu, hampir dapat dipastikan pengunjung bertambah banyak. Mereka akan berdesak-desakan di dalamnya karena lorong antar pedagang yang sempit. Belum lagi pencahayaan yang kurang sehingga di beberapa tempat tampak sedikit gelap. Ditambah lagi atapnya yang rendah sehingga hawa terasa gerah. Di musim hujan, pengunjung harus siap berbasah-basahan karena atap yang bocor. Belum lagi lorong yang menjadi becek dan licin. Ini tentu bisa membahayakan pengunjung maupun pedagang pasar.

Namun, kini Pasar Manis telah berubah. Pada tanggal 4 Mei 2016 yang lalu itu Presiden RI Joko Widodo meresmikan bangunan Pasar Manis yang baru. Letaknya hanya selemparan batu dari Pasar Manis lama, tepatnya sebelah timurnya menempati lahan eks Gedung Sutedja. Semua pedagang telah dipindahkan ke tempat baru, meskipun belum tertampung semua. Untuk pedagang yang belum mendapat tempat sedang dibangun Pasar Manis tahap II yang menggunakan lahan Pasar Manis lama. Sekarang Pasar Manis telah berubah menjadi jauh lebih nyaman, bersih dan lega. Bisa dikatakan sudah hampir mirip dengan mall-lah. Mudah-mudahan aparat maupun masyarakatnya bisa menjaga tempat ini sehingga tetap bersih dan nyaman untuk berbelanja.

Penataan pedagang di Pasar Manis baru dikelompokkan berdasarkan jenis barang yang yang dijual. Ada los khusus pedagang sayur mayur, buah-buahan, makanan ringan, jajanan pasar, daging ayam, daging sapi, ikan air tawar/laut, ikan asin, bumbu dapur, jamu tradisional dan tahu-tempe. Di dalam pasar juga terdapat beberapa gerai perbankan. Sementara pedagang yang menempati kios sementara di lahan parkir adalah pedagang sembako, baju, kelapa parut, warung makan, alat rumah tangga dll.

Ketika para pedagang telah dipindahkan ke tempat yang baru dan kami pertama kalinya ke sana, sempat juga terjadi kebingungan. Kami mesti berkeliling menyusuri lorong satu per satu untuk menemukan pedagang-pedagang yang sudah menjadi langganan istri eh kami sebelumnya. Tidak perlu waktu lama untuk menemukan pedagang langganan kami. Pengelompokan pedagang berdasarkan jenis barang dagangan sangat  membantu kami.

Sewaktu masih di pasar yang lama, istri saya suka sekali berbelanja di pedagang yang sama. Jarang sekali berganti ke pedagang lain kecuali pedagang langganannya tersebut sedang tidak berjualan. Misalnya beli sayuran di pedagang A, bumbu dapur di pedagang B, ya di situ dia akan selalu berbelanja. Termasuk ketika berbelanja daging sapi atau tetelan. Istri saya hampir pasti akan membeli daging sapi atau tetelan di pedagang X. Padahal masih ada pedagang lain yang juga berjualan daging sapi di pasar ini. Namun entah mengapa istri selalu membeli daging sapi di pedagang X itu. Dan sampai sekarang saya tidak pernah menanyakan alasannya kepada dia...

Di los khusus daging sapi dan kambing ini sebenarnya terdapat beberapa pedagang yang berjualan. Kalau dilihat wajahnya sih ada yang terlihat sudah agak sepuh dengan rambutnya yang sebagian besar telah memutih. Ada juga yang setengah baya dengan kumisnya yang tebal seperti suaminya Inul. Yang ini nih yang menjadi langganan istri. Ada juga pedagang wanita dengan spesialisasi menjual daging kambing. Namun ada satu pedagang daging yang mesti diwaspadai. Ya karena pedagang yang satu ini terlihat muda dengan wajah sedikit ganteng. Tidak... tidak! Bukan saya yang harus waspada, tetapi kalian para pedagang daging! Ingat kan dengan kata-kata Bung Karno: “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Tampaknya, dunia perdagingsapian di Pasar Manis mulai diguncang oleh mas-mas muda dan sedikit ganteng ini. Bagaimana tidak, kalau dilihat dari jumlah daging sapi yang dia pajang, jumlahnya paling banyak dibanding pedagang lain. Jenis yang dia jual juga paling bervariasi. Ada daging sapi dengan berbagai varian, buntut sapi, kikil, otot, jeroan, balungan alias tulang dan tidak ketinggalan bakso daging sapi. Dia juga menjadi satu-satunya pedagang kambing yang mencantumkan nama dan nomor hape untuk layanan pemesanan. Buat kalian gadis jomblo, jangan nanyain status dia ke nomor ini ya...

Jujur saja, kalau melihat cara dia menawarkan apa yang dia jual ke mamah-mamah, bikin saya iri. Ya, seringkali dia sukses menggaet mamah-mamah yang lewat untuk sekedar melihat-lihat dagangannya. Buat mamah-mamah yang tertarik singgah, dia akan menjelaskan berbagai pilihan daging yang dia jual. Bila mamah-mamah melirik ke bakso sapi, dia akan mempersilahkan untuk mencobanya.  Yang tertarik membeli, dia akan melayani dengan sigap dan cekatan. Intinya, dia berusaha melayani dengan baik agar pembeli dagangannya merasa puas.

Parahnya, sudah empat Sabtu ini dia makin sukses membuat saya semakin terguncang. Saya sama sekali tidak terguncang dengan kelihaiannya menggaet mamah-mamah. Atau juga dengan penjelasannya yang baik dan benar sesuai dengan EYD. Ada penampakan tidak biasa di lapak dagangan mas-mas muda dan sedikit ganteng itu. Mau tahu apakah penampakannya? Hmm.. kasih tahu ga ya? Baiklah kalau begitu... Di lapaknya mas-mas muda dan sedikit ganteng itu ada (maaf nyebut merk) Aqua gelas, permen dan tisu! Jangan-jangan dia memang ingin menggaet semua mamah-mamah yang lewat agar mampir ke lapak dagangannya... Kalau sudah begini, koleganya sesama pedagang daging sapi tentu harus waspada bukan?

Rabu, 28 September 2016

Logo Baru, Harapan Baru, Saatnya Berubah!











Sambil menyelesaikan tulisan sederhana yang saya beri judul “Damri vs Kereta Api: Sebuah Catatan Perjalanan”, saya juga membuka situs web milik Damri, sambil berharap ada sesuatu yang baru di sana. Sesuatu yang dapat menambah bahan tulisan saya. Ketika halaman situs terbuka, terlihat pengumuman pemenang lomba desain logo baru Damri. Hadiah pemenang pertama lumayan juga, lima belas juta rupiah. Pemenang kedua sepuluh juta rupiah dan terakhir pemenang ketiga lima juta rupiah. Wah sayangnya saya tidak jago menggambar. Kalo jago hampir pasti saya ikut. Siapa tau lagi beruntung dapat memenangkan lomba. Lumayan kan bisa buat beli tiket bis pulang mudik tiap Jumat...

Bagaimana logo baru Damri? Lebih bagus dari sebelumnyakah? Lebih enak dilihatkah? Ini yang jadi tanda tanya. Pada halaman pengumunan pemenang lomba tidak ditampilkan logo sang pemenang. Jujur saya penasaran. Saya coba mengubek-ubek halaman demi halaman situs milik Damri. Hasilnya? Saya gagal menemukan logo baru Damri yang menjadi pemenang lomba.


Perubahan logo Damri tentu karena ada alasan tertentu. Bisa jadi alasan tersebut adalah sebagaimana terdapat dalam tulisan "Logo Baru, Harapan Baru?". Sebagaimana ditulis dalam artikel tersebut, Bagaimana ada delapan alasan mengapa perusahaan ingin mengubah logo yaitu:

Pertama, manajemen ingin menunjukkan adanya perubahan signifikan pada budaya organisasi, orientasi pemasaran, dan arah perusahaan ke depan.

Kedua, simbol yang digunakan sebagai logo menimbulkan kontroversi  atau menimbulkan kesan adanya hubungan yang merugikan dengan pihak/kelompok tertentu.

Ketiga, desain  logo lama terkesan “tua,” dan ketinggalan zaman.

Keempat, logo lama mengandung makna atau filosofi yang kedaluwarsa.

Kelima, adanya tuntutan hukum untuk mengganti logo, misalnya karena adanya proses merger atau akuisisi atau pergantian pemilik.

Keenam, terjadi penggabungan beberapa merek sekaligus yang membutuhkan satu logo yang solid, yang mewakili kekuatan masing-masing merek.

Ketujuh, perusahaan melakukan perubahan merek secara total.

Terakhir, kedelapan, logo lama terlalu kompleks sehingga menimbulkan kesulitan dalam aspek teknis produksinya.

Apa pun alasan Damri mengubah logonya, yang namanya “baru” tentu menyimpan sebuah harapan baru ke depan. Demikian juga saya, mempunyai harapan baru terhadap Damri. Wa bil khusus tentunya setelah ada perubahan logo. Apalagi saya adalah pengguna setia setiap Jumat malam. Eh,  nggak juga sih. Kadang-kadang saya masih selingkuh ke yang lain. Nggak salah kan, bila ingin variasi lain sekaligus studi banding. Emangnya anggota dhewan saja yang boleh studi banding?

Harapan saya kepada Damri sederhana saja, sesederhana tiket yang dibayarkan oleh pengguna jasanya. Satu kata saja : perubahan. Ya, perubahan yang kebetulan diawali oleh perubahan logo. Kemudian perubahan pada budaya organisasi, orientasi pemasaran, dan arah perusahaan ke depan. Harapan saya sebagai pengguna jasa, pelayanan Damri berubah menjadi lebih baik lagi. Berubah, berubah, berubah, kenapa sih harus berubah? Menurut saya karena:
Kesatu, perusahaan bus cukup banyak, persaingat ketat. Sejujurnya saya tidak tahu berapa jumlah perusahaan bus di Indonesia. Dari nama-nama bus yang sering bersliweran di depan mata saya, setidaknya ada puluhan. Kalau dari situs http://ayonaikbis.com/perusahaan-otobus-terbaik-di-indonesia/1846, ada lebih dari seratus perusahaan. Tidak sedikit dari mereka yang begitu inovatif dalam layanan. Penggunaan bus dengan teknologi dan karoseri terbaru (SHD, SDD, Dll) sudah digunakan dalam peremajaan armadanya. Bahkan bus dengan tempat tidur pun sudah diluncurkan beberapa waktu yang lalu. Untuk bus bandara pun, Damri kini tidak sendiri. Sudah ada perusahaan lain yang ikut bermain di sini. Damri, sepertinya masih nyaman dengan kondisi saat ini. Mungkin karena masih banyaknya pelanggan setia, sehingga merasa yakin akan terus bertahan. Hmm, ga salah juga sih. Tapi, coba tengok sejenak Nokia, Blackberry, Merpati, Mandala... atau setidaknya tidak perlu menunggu sampai datangnya kerugian besar seperti PT KAI dan PT Pelni baru kemudian bertransformasi...
Kedua, Damri adalah perusahaan milik negara. Bisa dikatakan secara tidak langsung berarti dimiliki oleh masyarakat yang notabene sebagai pengguna jasa Damri juga. Pengguna jasa adalah sumber kehidupan perusahaan. Sebagai ungkapan syukur atas kehidupan yang telah diberikan para pengguna jasa, sudah sepantasnyalah apabila pengguna jasa yang sekaligus “pemilik” perusahaan diberikan layanan terbaik.

Perubahan logo tentu membutuhkan investasi yang besar baik berupa dana, waktu, pikiran dan energi. Jangan sampai perubahan tersebut menjadi terbuang percuma karena perubahan yang dikehendaki – bukan sekedar logo – gagal.

Kamis, 22 September 2016

Damri vs Kereta Api: Sebuah Catatan Perjalanan




Hampir setiap Jumat malam saya melakukan perjalanan pulang dari Jakarta ke Purwokerto dengan Damri. Kemudian di Minggu malam kembali lagi ke Jakarta dengan Kereta Api. Tidak terasa, hampir dua tahun sudah saya menjalani rutinitas ini. Bosan dan lelah? Itu sih tidak perlu ditanya lagi. Bagaimanapun, ini adalah sebuah pilihan hidup yang mesti dijalani. Jadi ya.. dinikmati saja. Di luar sana ternyata banyak juga kok yang seperti saya. Pulang Jumat kembali Ahad...

Seringnya menggunakan Damri dan Kereta Api membuat saya tergelitik untuk membandingkan dua maskapai eh perusahaan ini yang notabene sama-sama perusahaan pelat merah. Membandingkan Damri dan Kereta Api dari sisi kinerja keuangan tentu tidak akan saya lakukan. Ini jelas rumit dan tentunya membutuhkan pengetahuan manajemen keuangan. Kebetulan saya juga bukan analis keuangan. Dan saya juga tidak sedang membuat penelitian atau skripsi dengan membandingkan kedua perusahaan tersebut.

Karena itu saya ingin perbandingan yang sederhana saja. Saya coba membandingkan Damri vs Kereta Api berdasarkan pengamatan dan pengalaman selaku pengguna rutin selama hampir dua tahun. Sederhananya, perbandingan akan saya buat dalam tabel berikut:


Layanan
Damri
Kereta Api
Tiketing
-        Loket penjualan pada agen/perwakilan
-        Sudah online, namun untuk trayek bus tertentu saja
-        Masih ada calo berkeliaran di pool Kemayoran
-        Loket penjualan di stasiun, biro travel, minimarket, kantor pos
-        Sudah online, untuk semua jurusan kereta jarak jauh
-        Sudah tidak terlihat calo di stasiun kereta
Ruang tunggu keberangkatan
-        Terbuka, kurang terawat dan kotor, kursi fiber sudah banyak yang rusak
-        Campur baur penumpang dan bukan penumpang/pengantar/penjemput/calo
-        Bebas merokok
-        Terbuka, terawat dan bersih, kursi tunggu besi dilapis busa
-        Hanya penumpang yang masuk di ruang keberangkatan
-        Tersedia smoking area
Toilet
-        Tidak ada urinoir
-        Kebersihan lumayan, petugas ada tapi lebih sering duduk menerima pembayaran
-        Penggunaan toilet dipungut pembayaran
-        Ada urinoir
-        Kebersihan bagus, petugas ada dan rutin membersihkan ceceran air
-        Toilet gratis
Mushola
-        Memadai dan sudah dilengkapi AC
-        Memadai dan sudah dilengkapi AC
Armada
-        Relatif sudah berumur
-        Dilengkapi AC
-        Pernah mogok beberapa kali
-        Tidak tersedia toilet
-        Relatif berumur tapi sudah ada peremajaan baik untuk gerbong ekonomi, eksekutif serta lokomotifnya
-        Dilengkapi AC
-        Belum pernah mogok
-        Tersedia toilet
Ketepatan waktu
-        Hanya ada jadwal keberangkatan
-        Keberangkatan relatif tepat waktu, kedatangan susah diprediksi karena situasi lalu lintas yang tidak menentu
-        Jadwal keberangkatan dan kedatangan tersedia
-        Keberangkatan dan kedatangan relatif tepat waktu, walaupun masih terjadi keterlambatan
Keamanan Perjalanan
-        Hanya ada satu orang awak bus selain sopir
-        Selain kondektur, terdapat beberapa security yang bertugas
Kenyamanan Perjalanan
-        Tidak ada petugas kebersihan
-        Tidak ada restorasi, namun bus berhenti di rumah makan sebanyak 2 kali selama perjalanan
-        Ada pemberitahuan kepada penumpang sesuai tujuan.
- Asongan dan pengamen masih ada
-        Ada petugas kebersihan selama perjalanan kereta
-        Ada layanan restorasi
-        Ada pemberitahuan ketika kereta api akan tiba dan berhenti di stasiun tertentu
- Sudah tidak ada asongan dan pengamen
Customer service
-        Tidak ada
-        Mulai tahun ini diluncurkan call center Damri 1500-825
-        Ada
-        Call center 121 sudah ada sejak lama
Promosi/Layanan Spesial
-        Belum pernah ada tiket promo dalam 2 tahun terakhir.
-        Disediakan takjil buka puasa
-        Pada momen-momen tertentu ada tiket promo. Yang terbaru misalnya menyambut 71 th KAI harga tiket Rp28.945 untuk semua kelas.
-        Penulis tidak tahu apakah tersedia takjil atau tidak, namun dari teman pengguna kereta api diperoleh info bahwa PT KAI menyediakan takjil bagi penumpangnya.

Selama hampir dua tahun “menjalin kasih” bersama Damri dan Kereta Api, yang terlihat terus melakukan perubahan adalah Kereta Api. Misalnya beberapa kali merenovasi toilet, memperbaiki mushola, memperbaiki dan mengubah layout ruang tunggu, mengganti kursi tunggu, membuat custumer service dan yang paling terakhir adalah meluncurkan kereta api ekonomi rasa eksekutif. Sementara itu Damri terlihat masih jalan di tempat.

Nah, kalau dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan maka pimpinan dan karyawan kereta api sepertinya terus berusaha keras mewujudkan visi dan misinya.  Menurut saya sejauh ini mereka telah cukup baik pencapaiannya. Hal ini jelas terlihat dengan adanya perubahan-perubahan yang dilakukan secara terus-menerus.  Imbas perubahan tersebut sangat dapat dirasakan oleh saya selaku pengguna layanan. Sementara untuk Damri sendiri dapat dikatakan  belum berhasil mewujudkan visi dan misinya. Dua tahun berlalu belum tampak banyak perubahan yang saya rasakan selaku pengguna layanan. Ada teri ada kedondong... pliss Damri... berubah dong...