Penampakan Unik di Lapak Pedagang Daging Sapi
Dua
tahun sudah setiap Sabtu atau Minggu pagi saya menjadi tukang ojek. Tapi, saya
bukan tukang ojek pangkalan loh ya. Apalagi ikut jadi anggota ojek online yang
lagi marak akhir-akhir ini. Bisa dibilang saya ini tukang ojek spesial. Ya,
karena penumpang yang saya antar bukan sembarang orang. Seseorang yang sangat
spesial buat saya: istri sendiri. Tujuan penumpang yang saya antar juga tidak
bisa dipandang main-main. Bila tidak saya antar, bisa menimbulkan kerawanan
pangan dan kegagalan makan di rumah saya. Jadi, meskipun letaknya tidak bisa
dibilang dekat, namun agak berlebihan juga kalau dibilang jauh, istri harus
diantar dengan aman dan damai ke sebuah pasar tradisional.
Pasar
tradisional yang biasa kami kunjungi adalah Pasar Manis. Letaknya di ujung
barat Jalan Jenderal Gatot Subroto Purwokerto. Sesungguhnya, pasar ini sungguh jauh
dari kata nyaman. Pada akhir pekan Sabtu dan Minggu, hampir dapat dipastikan
pengunjung bertambah banyak. Mereka akan berdesak-desakan di dalamnya karena
lorong antar pedagang yang sempit. Belum lagi pencahayaan yang kurang sehingga di
beberapa tempat tampak sedikit gelap. Ditambah lagi atapnya yang rendah
sehingga hawa terasa gerah. Di musim hujan, pengunjung harus siap
berbasah-basahan karena atap yang bocor. Belum lagi lorong yang menjadi becek
dan licin. Ini tentu bisa membahayakan pengunjung maupun pedagang pasar.
Namun,
kini Pasar Manis telah berubah. Pada tanggal 4 Mei 2016 yang lalu itu Presiden RI
Joko Widodo meresmikan bangunan Pasar Manis yang baru. Letaknya hanya
selemparan batu dari Pasar Manis lama, tepatnya sebelah timurnya menempati
lahan eks Gedung Sutedja. Semua pedagang telah dipindahkan ke tempat baru,
meskipun belum tertampung semua. Untuk pedagang yang belum mendapat tempat
sedang dibangun Pasar Manis tahap II yang menggunakan lahan Pasar Manis lama.
Sekarang Pasar Manis telah berubah menjadi jauh lebih nyaman, bersih dan lega. Bisa
dikatakan sudah hampir mirip dengan mall-lah. Mudah-mudahan aparat maupun
masyarakatnya bisa menjaga tempat ini sehingga tetap bersih dan nyaman untuk
berbelanja.
Penataan
pedagang di Pasar Manis baru dikelompokkan berdasarkan jenis barang yang yang
dijual. Ada los khusus pedagang sayur mayur, buah-buahan, makanan ringan,
jajanan pasar, daging ayam, daging sapi, ikan air tawar/laut, ikan asin, bumbu
dapur, jamu tradisional dan tahu-tempe. Di dalam pasar juga terdapat beberapa
gerai perbankan. Sementara pedagang yang menempati kios sementara di lahan
parkir adalah pedagang sembako, baju, kelapa parut, warung makan, alat rumah
tangga dll.
Ketika
para pedagang telah dipindahkan ke tempat yang baru dan kami pertama kalinya ke
sana, sempat juga terjadi kebingungan. Kami mesti berkeliling menyusuri lorong
satu per satu untuk menemukan pedagang-pedagang yang sudah menjadi langganan
istri eh kami sebelumnya. Tidak perlu waktu lama untuk menemukan pedagang
langganan kami. Pengelompokan pedagang berdasarkan jenis barang dagangan sangat membantu kami.
Sewaktu
masih di pasar yang lama, istri saya suka sekali berbelanja di pedagang yang
sama. Jarang sekali berganti ke pedagang lain kecuali pedagang langganannya
tersebut sedang tidak berjualan. Misalnya beli sayuran di pedagang A, bumbu
dapur di pedagang B, ya di situ dia akan selalu berbelanja. Termasuk ketika
berbelanja daging sapi atau tetelan. Istri saya hampir pasti akan membeli
daging sapi atau tetelan di pedagang X. Padahal masih ada pedagang lain yang
juga berjualan daging sapi di pasar ini. Namun entah mengapa istri selalu
membeli daging sapi di pedagang X itu. Dan sampai sekarang saya tidak pernah
menanyakan alasannya kepada dia...
Di
los khusus daging sapi dan kambing ini sebenarnya terdapat beberapa pedagang
yang berjualan. Kalau dilihat wajahnya sih ada yang terlihat sudah agak sepuh
dengan rambutnya yang sebagian besar telah memutih. Ada juga yang setengah baya
dengan kumisnya yang tebal seperti suaminya Inul. Yang ini nih yang menjadi
langganan istri. Ada juga pedagang wanita dengan spesialisasi menjual daging
kambing. Namun ada satu pedagang daging yang mesti diwaspadai. Ya karena
pedagang yang satu ini terlihat muda dengan wajah sedikit ganteng. Tidak...
tidak! Bukan saya yang harus waspada, tetapi kalian para pedagang daging! Ingat
kan dengan kata-kata Bung Karno: “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan
dunia". Tampaknya, dunia perdagingsapian di Pasar Manis mulai diguncang
oleh mas-mas muda dan sedikit ganteng ini. Bagaimana tidak, kalau dilihat dari
jumlah daging sapi yang dia pajang, jumlahnya paling banyak dibanding pedagang
lain. Jenis yang dia jual juga paling bervariasi. Ada daging sapi dengan
berbagai varian, buntut sapi, kikil, otot, jeroan, balungan alias tulang dan
tidak ketinggalan bakso daging sapi. Dia juga menjadi satu-satunya pedagang
kambing yang mencantumkan nama dan nomor hape untuk layanan pemesanan. Buat
kalian gadis jomblo, jangan nanyain status dia ke nomor ini ya...
Jujur
saja, kalau melihat cara dia menawarkan apa yang dia jual ke mamah-mamah, bikin
saya iri. Ya, seringkali dia sukses menggaet mamah-mamah yang lewat untuk
sekedar melihat-lihat dagangannya. Buat mamah-mamah yang tertarik singgah, dia
akan menjelaskan berbagai pilihan daging yang dia jual. Bila mamah-mamah
melirik ke bakso sapi, dia akan mempersilahkan untuk mencobanya. Yang tertarik membeli, dia akan melayani
dengan sigap dan cekatan. Intinya, dia berusaha melayani dengan baik agar
pembeli dagangannya merasa puas.
Parahnya,
sudah empat Sabtu ini dia makin sukses membuat saya semakin terguncang. Saya sama
sekali tidak terguncang dengan kelihaiannya menggaet mamah-mamah. Atau juga
dengan penjelasannya yang baik dan benar sesuai dengan EYD. Ada penampakan
tidak biasa di lapak dagangan mas-mas muda dan sedikit ganteng itu. Mau tahu apakah
penampakannya? Hmm.. kasih tahu ga ya? Baiklah kalau begitu... Di lapaknya mas-mas
muda dan sedikit ganteng itu ada (maaf nyebut merk) Aqua gelas, permen dan
tisu! Jangan-jangan dia memang ingin menggaet semua mamah-mamah yang lewat agar
mampir ke lapak dagangannya... Kalau sudah begini, koleganya sesama pedagang
daging sapi tentu harus waspada bukan?
Komentar
Posting Komentar