Senin, 18 Desember 2017

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

INTEGRITAS:
Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

Perilaku Utama:
1.      Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya
Panduan perilaku:
-        Berpikir, berbicara dan berbuat kebenaran meskipun tidak populer
-        Berani mengemukakan hal yang sebenarnya berdasarkan fakta
-        Bertindak sesuai aturan meskipun tidak diawasi
-        Memegang teguh sumpah jabatan
-        Menjaga kerahasiaan data atau informasi sesuai dengan peraturan perundangan
-        Konsisten antara perkataan dan perbuatan yang selaras dengan prinsip-prinsip moral dan kode etik

2.      Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela
Panduan perilaku:
-        Tidak menjanjikan dan menerima pembeian dalam bentuk apapun
-        Obyektif dan transparan dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan
-        Tidak melakukan pertemuan informal dengan pihak yang patut diduga mempunyai kepentingan
-        Senantiasa menjunjung tinggi peraturan negara/pemerintah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat serta kode etik profesi
-        Tidak kompromistis/mengkondisikan keadaan untuk memperoleh keuntungan

PROFESIONALISME:
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi

Perilaku utama:
1.      Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas
Panduan perilaku:
-        Senantiasa meningkatkan kompetensi diri
-        Bekerja sesuai kewenangan jabatannya
-        Menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien sesuai target yang ditetapkan
-        Menunjukkan inisiatif untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
-        Senantiasa berupaya untuk mengidentifikasi risiko yang potensial muncul dan menjalankan langkah mitigasinya

2.      Bekerja dengan hati
Panduan perilaku:
-       Bekerja dengan komitmen tinggi, penuh tanggung jawab, cepat, tepat dan akurat
-       Senantiasa menunjukkan antusiasme dan semangat kerja yang tinggi
-       Bekerja tuntas dengan hasil kualitas terbaik
-       Bekerja berorientasi pada outcome (dampak) bukan hanya output

SINERGI
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

Perilaku utama:
1.      Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati
Panduan perilaku:

-       Berpikir dan bertindak positif
-       Menghargai dan menerima masukan, pendapat dan gagasan dari orang lain
-       Menjaga kebersamaan dan kesetaraan
-       Menunjukkan komitmen terhadap keputusan bersama dan implementasinya
-       Senantiasa berorientasi pada kepentingan organisasi

2.      Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik
Panduan perilaku:
-        Mengidentifikasi permasalahan dengan jelas dan memberikan solusi terbaik
-        Mengutamakan koordinasi serta menjalin dan memelihara kerja sama
-        Proaktif untuk menemukan solusi melalui diskusi dan koordinasi dengan seluruh stakeholder
-        Senantiasa memberikan kontribusi terbaik dalam menyelesaikan masalah
-        Saling berbagi informasi dan data sesuai kewenangan

PELAYANAN
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman

Perilaku utama:
1.      Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan
Panduan perilaku:
-        Menunjukkan kepedulian, ramah dan santun dalam memberikan pelayanan
-        Bertindak adil dalam memberikan pelayanan
-        Tidak membeda-bedakan kualitas layanan yang diberikan
-        Mengarahkan kepada pihak yang lebih kompeten bila diri sendiri tidak memahami permasalahan
-        Mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan dari waktu ke waktu

2.      Bersikap proaktif dan cepat tanggap
Panduan perilaku:
-       Senantiasa memberikan layanan yang tepat waktu, cepat dan transparan
-       Mempunyai inisiatif menggali kebutuhan layanan
-       Cekatan dalam menyelesaikan permasalahan
-       Proaktifk meningkatkan kualitas layanan

KESEMPURNAAN
Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik

Perilaku utama:
1.      Melakukan perbaikan terus menerus
Panduan perilaku:
-        Terbuka terhadapusulan perbaikan
-        Mereview atau mengevaluasi hasil kerja dan mengajukan usulan perbaikannya
-        Menunjukkan inisiatif untuk mengidentifikasi peluang perbaikan yang dapat memberikan nilai tambah
-        Terbuka terhadap informasi atau pengetahuan baru/up to date
-        Tidak cepat puas diri
-        Senantiasa berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja

2.      Mengembangkan inovasi dan kreativitas
Panduan perilaku:
-       Selalu mengembangkan terobosan-terobosan baru untuk menghasilkan kinerjanya yang lebih baik
-       Berani mengemukaan gagasan/pendapat positif dan bernilai tambah demi kemajuan organisasi
-       Senantiasa mendorong partisipasi aktif untuk memberikan usulan perbaikan

-       Senantiasa mengapresiasi kreatifitas

Minggu, 23 Juli 2017

Indahnya Bukit Tranggulasih

Bermula dari berburu tempat wisata yang berada di seputaran Purwokerto, tidak sengaja muncullah beberapa tautan mengenai Bukit Tranggulasih di Om Google. Bukit Tranggulasih... nama yang kurang familiar buat saya, mungkin karena kurang piknik. Setelah saya buka beberapa tautan, ternyata Bukti Tranggulasih adalah tempat wisata yang relatif baru.  Letaknya di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Windujaya Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. Dari tautan yang saya buka tersebut, konon katanya pemandangan di sini sangat istimewa. Dari bukit ini kita bisa memandangi kota Purwokerto di sebelah selatan. Di pagi hari bisa menikmati terbitnya matahari. Sementara di sorenya menikmati senja dan tenggelamnya matahari. Di sebelah utara nampak Gunung Slamet dengan gagahnya. Jadi buat yang hobi wisata alam bebas (camping) sepertinya pas banget buat mencoba tempat ini.
Nah, berhubung juga penasaran banget, akhirnya di Minggu pagi yang agak mendung, sekitar pukul 6 lebih dikit, saya bersama ananda yang marmut (manis rada imut) berangkat menuju TKP menggunakan motor. Segera saya buka Google Maps di hp untuk melihat jalur jalan menuju ke sana. Kata mbah Gugel Maps, ada beberapa alternatif rute menuju sana. Akhirnya saya ambil rute terdekat yang melalui Beji – Karang Nangka – Kutaliman – Melung – Windujaya – Bukit Tranggulasih dengan jarak sekitar 13 km.
Ok lanjut. Jalanan sampai dengan Beji dan Karang Nangka cukup bagus. Setelah belok kanan menuju Kutaliman jalanan akan mulai menyempit, menanjak, kadang menurun dan ada beberapa belokan tajam. Buat yang belum pernah ke sana tidak perlu khawatir karena jalurnya tidak terlalu ekstrim kok. Nah nanti setelah mentok sampai pertigaan, ambil jalan yang ke kiri. Kalau belok kanan dan menurun nanti akan menuju ke arah Curug Gede/Bayan – Ketenger – Baturaden. Dari pertigaan ini untuk sampai ke Bukit Tranggulasih sudah tidak terlalu jauh. Kalau sudah sampai di petunjuk Selamat Datang di Desa Windujaya berarti Anda di jalan yang benar dan beberapa meter ke depan akan ada gapura menuju Bukit Tranggulasih di sebelah kanan jalan. Kemudian menuju bukit dengan jalan yang sudah dicor beton.
Di pintu masuk sebelum menuju Bukit Tranggulasih, saya parkir motor dulu di tempat yang telah disediakan dengan membayar IDR 3.000,-. Kemudian membeli tiket sebesar IDR 5.000,- per orang dan pendakian bukit bisa dimulai. Buat yang tidak biasa mendaki gunung tidak usah khawatir, jaraknya tidak terlalu jauh kok, kurang lebih hanya beberapa ratus meter saja.
Sesampai di atas, terlihat hamparan maha karya ciptaan Yang Maha Kuasa. Di sebelah selatan terlihat kota Purwokerto. Di sebelah timur berdiri gagah Bukit Cendana dan mentari yang mulai bersinar terang.  Di sisi barat terbujur memanjang perbukitan tempat menyongsong terbenamnya matahari dan Bukit Cinta serta tenda-tenda yang dipasang oleh pengunjung yang menginap. Di Bukit Tranggulasih sendiri juga cukup banyak tenda yang didirikan. Mereka inilah para pemburu matahari, matahari terbenam dan matahari terbit.  
Buat teman-teman yang berniat berburu matahari di Bukit Tanggulasih tidak perlu mengkhawatirkan soal ketersediaan makanan di sini. Bahkan, beberapa warung di sini juga ada yang menyewakan tenda dan perlengkapannya. Untuk urusan buang air juga aman karena sudah tersedia toilet. Jadi, kapan mau ke sini?
Oh ya. Kalau teman-teman ingin jalur yang paling mudah bisa melalui jalur wisata utama ke Baturaden. Kalau dari perempatan Kebondalem terus saja ke utara, perempatan Hotel Aston terus lanjut ke utara. Kalau sudah sampai di Kampus IV Poltekes Semarang, kurangi kecepatan dan perhatikan sampai ada gapura sebelah kiri yang bertuliskan “DESA WISATA KETENGER BATURRADEN” dan jangan lupa belok kiri ya... Jalan terus sampai pertigaan jalan besar (Jalan Raya Baturraden Barat) dan belok kanan ya.. Lanjut beberapa puluh meter sampai ada papan petunjuk “Curug Jenggala, Curug Gomblang” terus belok kiri ya.. Setelah sampai jembatan dan Curug Gede/Bayan kemudian ambil jalan yang ke kiri. Ikuti jalan terus sampai ke TKP.
Buat teman-teman yang datang dari arah barat Kota Purwokerto, bisa melalui perempatan lampu merah Karanglewas ke kiri, Kedung Banteng – Keniten –Winduaji. Kalau yang posisinya sudah ada di alun-alun kota Purwokerto bisa langsung ambil ke utara melalui jalan Mesjid – Jalan A. Yani – SPN Purwokerto – Jalan Raya Baturraden Barat. Perhatikan sampai ada papan petunjuk “Curug Jenggala, Curug Gomblang” terus belok kiri sampai ada jembatan dan Curug Gede/Bayan kemudian ambil jalan yang ke kiri. Ikuti jalan terus sampai ke TKP.
Kalau masih bingung arah yang ditempuh, jangan sungkan untuk bertanya sama masyarakat sekitar. Selamat menikmati..

Kamis, 16 Februari 2017

Hikmah Jalan Berlubang

Jika anda Pulang Jumat Kembali Ahad alias PJKA dan pulangnya ke tempat tujuan menggunakan transportasi bus malam, berarti kita sama. Mungkin tujuan-lah yang membedakan kita. Kalau saya tujuannya dari Jakarta ke Purwokerto, bisa jadi Anda dari dan ke kota lainnya. Bisa ke kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah atau bisa juga lebih jauh lagi di Jawa Timur.

Saya dan Anda, mungkin sudah cukup lama menyusuri jalanan beraspal untuk pulang. Namun bila dibandingkan dengan pak sopir bus yang hampir setiap hari menyusuri jalanan beraspal, apalah artinya kita yang hanya pulang setiap minggu saja. Untuk saya, menyusuri jalan beraspal baru melewati masa dua tahun berlalu. Anda? Bisa jadi lebih lama dari saya. Sementara untuk pak sopirnya bisa jadi sudah bertahun-tahun menjalani rutinitas ini. Namun inti ceritanya bisa jadi sama: jalanan yang tidak bisa diduga. Ibarat kata pepatah: dalamnya laut bisa diduga, dalamnya lubang di jalan siapa tahu. Ga nyambung ya..

Nah, soal jalanan yang rusak dan banyak yang berlubang dalam beberapa bulan terakhir, sebenarnya bisa membawa sesuatu yang positif buat kita.

Pertama, kita bisa berlama-lama menikmati perjalanan. Saran saya, agar lamanya perjalanan dapat dinikmati dengan baik adalah dengan memilih bus yang dilengkapi dengan fasilitas yang oke. Bus yang ber-AC sudah pasti jadi pilihan wajib.Terus tempat duduk harus nyaman dengan formasi 2-2 plus celah kaki yang agak lebar supaya kaki dapat dilurusin kalo sudah mulai pegal. Lebih mantap lagi kalo ada sandaran kaki, fasilitas selimut dan bantal biar dapat bobo cantik dengan indah. Untuk bus yang berhentinya cuma sekali disarankan mencari bus yang ada toiletnya supaya kalo lagi pingin mengeluarkan beban bisa langsung dipenuhi. Untuk yang hobi onlen disarankan mencari bus yang menyediakan colokan listrik. Kalau tidak ada, berarti harus siap sedia dengan power bank-nya. Kalo kehabisan baterai nggak asyik kan karena tidak bisa update status posisi perjalanan.

Kedua, melatih kreatifitas. Akibat jalan rusak dan berlubang, ternyata memunculkan kreatifitas berupa pembuatan meme. Di internet cukup banyak meme yang beredar terkait jalan yang rusak. Banyak yang lucu dan mengundang senyum, tapi sesungguhnya membuat miris. Kenapa bisa separah ini jalan raya kami?

Ketiga, melatih kesabaran. Ya, karena efek jalan berlubang membuat lamanya perjalanan menjadi tidak bisa diperkirakan. Dalam keadaan normal, saya biasa tiba di Purwokerto antara pukul 3 s.d 4 pagi. Setelah koleksi lubang di jalan bertambah banyak, lamanya perjalanan mendapat bonus antara 1 jam s.d waktu yang tidak dapat ditentukan. Untuk itu sangat disarankan untuk membawa perbekalan yang cukup sebelum berangkat. Jadi kalau kelaparan dan kehausan di tengah perjalanan tidak bingung lagi mencari makanan dan minuman.

Keempat, semakin mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Lho, memang apa hubungannya ya? Jelas berhubungan banget. Selama 3-4 bulan terakhir melewati jalan berlubang antara Bumiayu - Pekuncen - Ajibarang saya melihat setidaknya ada 3 buah truk yang terguling di jalur tersebut. Kata gosip yang beredar hal itu disebabkan oleh as yang patah setelah terperosok ke dalam lubang. Nah, agar nasib saya - dan sesama penumpang bus lainnya tidak bernasib sama dengan truk-truk itu, kami jadi lebih banyak berdoa kan. Ya, tentunya agar kami semua selamat sampai tujuan masing-masing. Nyambung kan...

Kelima, PT KAI menambah perjalanan kereta api. Ya, sudah 3 minggu ini setiap Jumat malam ada KLB (Kereta Luar Biasa alias kereta tambahan) untuk rute Jakarta - Surabaya, Jakarta - Solo dan Jakarta - Kutoarjo. Untuk arah sebaliknya berlaku setiap Minggu malam. Kalo boleh jujur, sesungguhnya saya belum pernah mengkonfirmasi kepada PT KAI mengenai alasan penambahan kereta ini. Apakah karena jalanan yang rusak dan berlubang atau karena sebab lainnya. Yang jelas adanya kereta tambahan ini bisa menjadi alternatif moda transportasi khususnya buat saya yang PJKA atau para calon penumpang lainnya.

Rabu, 25 Januari 2017

Semalam Bersama Bus Malino Putra


Lagi-lagi sudah Jumat, 20 Januari 2017. Sebentar sore saatnya kembali lagi ke home base di Purwokerto. Dengan bus tentu saja, tetapi bukan bus yang biasanya berangkat dari Kemayoran itu. Setelah mencari info di internet, saya menemukan situs www.malinoputra.co.id. Sepertinya layak dicoba sehingga sebentara malam saya ingin mencoba menu baru bersama bus Malino Putra.

Selepas shalat Jumat, saya mencoba menghubungi agen bus Malino Putra yang berada terminal Pulo Gebang.  Saya ingin memastikan keberadaan dan jam keberangkatan bus dari terminal Pulo Gebang. Kalo berangkatnya agak malam, berarti saya bisa menggunakan bus tersebut. Jika bus berangkat gasik, sebelum jam setengah tujuh, saya tidak akan menggunakan bus tersebut karena kemungkinan besar tidak akan terjangkau oleh saya yang baru pulang nguli jam 5 sore. Belum lagi dari tempat kerja ke Pulo Gebang jaraknya lumayan jauh. Nggak asyik kan, sudah jauh-jauh ke Pulo Gebang ternyata busnya sudah berangkat. Ketika telpon diangkat, terdengar suara wanita yang menjawab panggilan saya - namanya ibu Maria. Menurut informasinya, bus Malino Putra berangkat sekitar jam 7 malam dari Pulo Gebang. Karena masih ada kursi kosong, saya disarankan untuk langsung memesan. Dan sepertinya saya tidak bisa menolak tawaran ini... he he he.. Kesan pertama sungguh beda dengan bus yang berangkat dari Kemayoran itu. Meski sudah langganan setiap Minggu, ketika saya menanyakan nomor telepon untuk melakukan pemesanan dijawab tidak bisa pesan lewat telepon. Bahkan ketika saya mencoba memesan tiket via call center, oleh operator saya disarankan langsung datang saja ke Kemayoran. Halah...


Pukul 5 sore lewat dikit, setelah absen pulang saya langsung meluncur ke tempat ojek biasa mangkal. Dari sini perjalanan dimulai dengan menuju Stasiun Juanda. Tidak sampai sepuluh menit stasiun Juanda sudah terlihat di depan mata karena memang tidak terlalu jauh dari Lapangan Banteng. Sore ini stasiun Juanda terlihat lebih ramai dibandingkan beberapa minggu yang lalu. Dari sini saya akan menggunakan commuter line arah Bekasi dan turun di Stasiun Cakung. Setelah beberapa kereta jurusan Bogor dan kereta jarak jauh melintas, akhirnya commuter line yang saya tunggu datang . Kereta nampak sudah penuh, apalagi ditambah yang akan naik. Jumlah rangkaian yang datang pun hanya delapan kereta. Pastinya bakal ngeri-ngeri sedap nih di dalam kereta...

Dan benar saja... Di dalam kereta jadi penuh sesak. Bergerak susah dan saling berhimpitan. Bagaimana lagi, inilah sarana tercepat menuju terminal Pulo Gebang. Mau pake angkutan lain saya belum pernah mencobanya dan pastinya akan terkena macetPerjalanan kereta dari stasiun Juanda cukup lancar, namun kemudian agak tersendat di Stasiun Cikini. Agak lama juga kereta berhenti di sini. Untungnya di Stasiun Manggarai kereta tidak tertahan lama sehingga bisa sampai di Stasiun Cakung pukul enam sore. Dari sini saya mesti nyambung lagi naik ojek menuju terminal Pulo Gebang. Dari stasiun Cakung ke terminal Pulo Gebang jaraknya sudah tidak terlalu jauh.

Sampai di pintu masuk saya langsung ditanya oleh beberapa orang akan pergi ke mana. Sepertinya mereka marketing dari perusahaan bus. Ya saya jawab saja mau ke Purwokerto. Karena tujuan saya berbeda dengan yang ditawarkan, mereka tidak bertanya-tanya lagi. Kemudian saya menghubungi kembali agen bus Malino Putra dan menanyakan letak agen ada di sebelah mana. Ternyata posisi agen berada di lantai 2.  Dari pada muter-muter tidak jelas, sesampainya di lantai 2 saya langsung bertanya kepada petugas terminal bersafari. Eh, sama petugasnya malah diantar sampai di depan agen bus Malino Putra. Terima kasih, pak!  

Agen bus Malino Putra ternyata sederhana banget,  hanya menggunakan sebuah meja kayu yang dilengkapi banner nama dan gambar bus Malino Putra. Ada seorang wanita yang menunggu di situ yang ternyata pengurus bus Malino Putra. Saya segera mendekat dan mengkonfirmasi pesanan tiket bus ke Purwokerto. Saya lihat tiketnya cukup bagus, seperti model tiket pesawat jaman dulu sebelum era e-tiket merajalela. Tapi tidak terlalu penting juga sih, yang lebih penting kan busnya, bukan tiketnya. Ya kan? Yang menarik, di tiket tercetak standar layanan: system audio/video, service makan, smoking area, kopi & teh, dispenser, LCD TV, toilet dan AC. Harga yang harus saya bayar 106k. Cukup murah sebenarnya. Tarif bis lain memang ada yang lebih murah.  Misal bus SJ yang harga tiketnya 90k tetapi tanpa servis makan, toilet, kopi & teh, dispenser dan smoking area juga tidak ada, meskipun saya bukan ahli hisap. Saya menanyakan kembali keberangkatan bus kepada ibu pengurus - yang ternyata bernama Maria - sama dengan yang menjawab telepon saya sebelumnya. Kata ibu Maria bus berangkat sekitar jam 7 malam. Masih ada waktu setengah jam dan cukup banyak waktu untuk menunaikan sholat Maghrib karena azan telah selesai berkumandang. Karena mushola ada di lantai 1, untuk sholat berarti saya harus turun kembali.

Setelah sholat saya segera menuju tempat pemberangkatan bus yang berada di lantai 3. Repot juga ya harus naik turun. Untungnya ada eskalator dan lift, jadi lumayan membantu. Kalo yang hobi olah raga bisa juga naik turun lewat tangga. Ha ha...
 
Sudah setengah jam menunggu, bus belum datang juga. Sabarrr... baru setengah jam. Tambah lagi lima belas menit, ternyata belum datang juga. Bus-bus yang mangkal sudah berangkat satu persatu, walaupun belum semuanya. Akhirnya lima menit kemudian bus yang ditunggu datang juga. Warna bus didominasi warna biru. Bodi bus sepertinya bukan model baru yang tinggi-tinggi itu. Buat saya, apapun modelnya, yang penting nyaman buat perjalanan jauh.

Tidak lama kemudian penumpang diminta naik ke dalam bus. Interior cukup bagus, dan yang paling penting tempat duduk kelihatannya nyaman. Saya berjalan menuju kursi sesuai nomor pada tiket eh ternyata sudah ada yang menempati. Karena penumpang tidak penuh, saya mencari tempat duduk lain.  Setelah duduk, terasa cukup nyaman buat saya. Namun sayang, ruang kaki sempit, lutut saya mentok. Padahal saya tidak terlalu tinggi. Dalam bis juga ada toiletnya, cukup berguna kalau lagi kebelet di tengah perjalanan. Posisi toilet bukan di belakang, tetapi di tengah sebelah kiri. Di belakang juga tersedia kabin khusus smoking area. AC cukup dingin sehingga lubang pengatur segera saya tutup. Sebenarnya saya penasaran dengan kopi, teh dan dispenser sebagaimana tertera di tiket. Tapi karena sudah keenakan duduk dan lelah menunggu membuat saya kehilangan selera untuk mencari itu..

Tidak lama kemudian bus beranjak dari terminal Pulo Gebang langsung masuk tol lingkar timur terus ke arah selatan lanjut ke tol Jakarta Cikampek. Bus lumayan nyaman, tetapi ada suara yang mengganggu.  Suspensinya bus berisik dengan bunyi kriyet-kriyetnya. Tapi dasar sudah ngantuk, saya anggap bunyi kriyet-kriyet sebagai pengantar tidur. Baru sebentar tertidur, saya terbangun karena bus memasuki rest area km 102 tol Cipali. Jam di hp menunjukkan pukul 22.10. Segera saya turun dan mencari tempat pelepasan beban alias toilet kemudian lanjut ke tempat wudhu dan mushola untuk menunaikan sholat Isya. Usai sholat, saya berjalan berkeliling dan ternyata memang penumpang bus Malino Putra mendapat servis makan prasmanan. Menunya nasi, telor bulat hitam, sayur asem banyak kuahnya dari pada sayurannya, kering kentang, krupuk dan teh manis hangat. Lumayanlah buat pengganjal perut di malam hari...

Pukul 22.40 bus melanjutkan perjalanan dan sayapun melanjutkan bobo cantik. Sampai akhirnya saya terbangun kembali ketika bus mulai terguncang-guncang. Pikiran saya segera melayang ke jalan rusak antara Prupuk - Bumiayu - Ajibarang. Dan ternyata memang benar, bus sudah sudah memasuki wilayah Prupuk. Mulai dari sini terus ke Bumiayu sampai Ajibarang menjadi malam-malam panjang tanpa bisa bobo cantik dengan tenang. Dan setelah merayapi jalanan rusak ini akhirnya sampai juga di mana saya harus mengakhiri kebersamaan dengan bus Malino Putra ini pada pukul setengah lima pagi...