Indahnya Bukit Tranggulasih

Bermula dari berburu tempat wisata yang berada di seputaran Purwokerto, tidak sengaja muncullah beberapa tautan mengenai Bukit Tranggulasih di Om Google. Bukit Tranggulasih... nama yang kurang familiar buat saya, mungkin karena kurang piknik. Setelah saya buka beberapa tautan, ternyata Bukti Tranggulasih adalah tempat wisata yang relatif baru.  Letaknya di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Windujaya Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. Dari tautan yang saya buka tersebut, konon katanya pemandangan di sini sangat istimewa. Dari bukit ini kita bisa memandangi kota Purwokerto di sebelah selatan. Di pagi hari bisa menikmati terbitnya matahari. Sementara di sorenya menikmati senja dan tenggelamnya matahari. Di sebelah utara nampak Gunung Slamet dengan gagahnya. Jadi buat yang hobi wisata alam bebas (camping) sepertinya pas banget buat mencoba tempat ini.
Nah, berhubung juga penasaran banget, akhirnya di Minggu pagi yang agak mendung, sekitar pukul 6 lebih dikit, saya bersama ananda yang marmut (manis rada imut) berangkat menuju TKP menggunakan motor. Segera saya buka Google Maps di hp untuk melihat jalur jalan menuju ke sana. Kata mbah Gugel Maps, ada beberapa alternatif rute menuju sana. Akhirnya saya ambil rute terdekat yang melalui Beji – Karang Nangka – Kutaliman – Melung – Windujaya – Bukit Tranggulasih dengan jarak sekitar 13 km.
Ok lanjut. Jalanan sampai dengan Beji dan Karang Nangka cukup bagus. Setelah belok kanan menuju Kutaliman jalanan akan mulai menyempit, menanjak, kadang menurun dan ada beberapa belokan tajam. Buat yang belum pernah ke sana tidak perlu khawatir karena jalurnya tidak terlalu ekstrim kok. Nah nanti setelah mentok sampai pertigaan, ambil jalan yang ke kiri. Kalau belok kanan dan menurun nanti akan menuju ke arah Curug Gede/Bayan – Ketenger – Baturaden. Dari pertigaan ini untuk sampai ke Bukit Tranggulasih sudah tidak terlalu jauh. Kalau sudah sampai di petunjuk Selamat Datang di Desa Windujaya berarti Anda di jalan yang benar dan beberapa meter ke depan akan ada gapura menuju Bukit Tranggulasih di sebelah kanan jalan. Kemudian menuju bukit dengan jalan yang sudah dicor beton.
Di pintu masuk sebelum menuju Bukit Tranggulasih, saya parkir motor dulu di tempat yang telah disediakan dengan membayar IDR 3.000,-. Kemudian membeli tiket sebesar IDR 5.000,- per orang dan pendakian bukit bisa dimulai. Buat yang tidak biasa mendaki gunung tidak usah khawatir, jaraknya tidak terlalu jauh kok, kurang lebih hanya beberapa ratus meter saja.
Sesampai di atas, terlihat hamparan maha karya ciptaan Yang Maha Kuasa. Di sebelah selatan terlihat kota Purwokerto. Di sebelah timur berdiri gagah Bukit Cendana dan mentari yang mulai bersinar terang.  Di sisi barat terbujur memanjang perbukitan tempat menyongsong terbenamnya matahari dan Bukit Cinta serta tenda-tenda yang dipasang oleh pengunjung yang menginap. Di Bukit Tranggulasih sendiri juga cukup banyak tenda yang didirikan. Mereka inilah para pemburu matahari, matahari terbenam dan matahari terbit.  
Buat teman-teman yang berniat berburu matahari di Bukit Tanggulasih tidak perlu mengkhawatirkan soal ketersediaan makanan di sini. Bahkan, beberapa warung di sini juga ada yang menyewakan tenda dan perlengkapannya. Untuk urusan buang air juga aman karena sudah tersedia toilet. Jadi, kapan mau ke sini?
Oh ya. Kalau teman-teman ingin jalur yang paling mudah bisa melalui jalur wisata utama ke Baturaden. Kalau dari perempatan Kebondalem terus saja ke utara, perempatan Hotel Aston terus lanjut ke utara. Kalau sudah sampai di Kampus IV Poltekes Semarang, kurangi kecepatan dan perhatikan sampai ada gapura sebelah kiri yang bertuliskan “DESA WISATA KETENGER BATURRADEN” dan jangan lupa belok kiri ya... Jalan terus sampai pertigaan jalan besar (Jalan Raya Baturraden Barat) dan belok kanan ya.. Lanjut beberapa puluh meter sampai ada papan petunjuk “Curug Jenggala, Curug Gomblang” terus belok kiri ya.. Setelah sampai jembatan dan Curug Gede/Bayan kemudian ambil jalan yang ke kiri. Ikuti jalan terus sampai ke TKP.
Buat teman-teman yang datang dari arah barat Kota Purwokerto, bisa melalui perempatan lampu merah Karanglewas ke kiri, Kedung Banteng – Keniten –Winduaji. Kalau yang posisinya sudah ada di alun-alun kota Purwokerto bisa langsung ambil ke utara melalui jalan Mesjid – Jalan A. Yani – SPN Purwokerto – Jalan Raya Baturraden Barat. Perhatikan sampai ada papan petunjuk “Curug Jenggala, Curug Gomblang” terus belok kiri sampai ada jembatan dan Curug Gede/Bayan kemudian ambil jalan yang ke kiri. Ikuti jalan terus sampai ke TKP.
Kalau masih bingung arah yang ditempuh, jangan sungkan untuk bertanya sama masyarakat sekitar. Selamat menikmati..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menepi, Ngopi, Membranding Instansi

Desain Rumahku Menggunakan Sweet Home 3D (1)

Menikmati Pasir Putih Pulau Dodola, Morotai, Maluku Utara