Logo Baru, Harapan Baru, Saatnya Berubah!
Sambil menyelesaikan tulisan sederhana yang saya beri judul “Damri vs Kereta Api: Sebuah Catatan Perjalanan”, saya juga membuka situs web milik Damri, sambil berharap ada sesuatu yang baru di sana. Sesuatu yang dapat menambah bahan tulisan saya. Ketika halaman situs terbuka, terlihat pengumuman pemenang lomba desain logo baru Damri. Hadiah pemenang pertama lumayan juga, lima belas juta rupiah. Pemenang kedua sepuluh juta rupiah dan terakhir pemenang ketiga lima juta rupiah. Wah sayangnya saya tidak jago menggambar. Kalo jago hampir pasti saya ikut. Siapa tau lagi beruntung dapat memenangkan lomba. Lumayan kan bisa buat beli tiket bis pulang mudik tiap Jumat...
Bagaimana
logo baru Damri? Lebih bagus dari sebelumnyakah? Lebih enak dilihatkah? Ini yang
jadi tanda tanya. Pada halaman pengumunan pemenang lomba tidak ditampilkan logo
sang pemenang. Jujur saya penasaran. Saya coba mengubek-ubek halaman demi
halaman situs milik Damri. Hasilnya? Saya gagal menemukan logo baru Damri yang
menjadi pemenang lomba.
Perubahan logo Damri tentu karena ada alasan tertentu. Bisa jadi alasan tersebut adalah sebagaimana terdapat dalam tulisan "Logo Baru, Harapan Baru?". Sebagaimana ditulis dalam artikel tersebut, Bagaimana ada delapan alasan mengapa perusahaan ingin mengubah logo yaitu:
Pertama, manajemen ingin menunjukkan adanya
perubahan signifikan pada budaya organisasi, orientasi pemasaran, dan arah
perusahaan ke depan.
Kedua, simbol yang digunakan sebagai logo
menimbulkan kontroversi atau menimbulkan kesan adanya hubungan yang
merugikan dengan pihak/kelompok tertentu.
Ketiga, desain logo lama terkesan
“tua,” dan ketinggalan zaman.
Keempat, logo lama mengandung makna atau
filosofi yang kedaluwarsa.
Kelima, adanya tuntutan hukum untuk mengganti
logo, misalnya karena adanya proses merger atau akuisisi atau pergantian
pemilik.
Keenam, terjadi penggabungan beberapa merek
sekaligus yang membutuhkan satu logo yang solid, yang mewakili kekuatan
masing-masing merek.
Ketujuh, perusahaan melakukan perubahan merek
secara total.
Terakhir, kedelapan, logo lama terlalu
kompleks sehingga menimbulkan kesulitan dalam aspek teknis produksinya.
Apa
pun alasan Damri mengubah logonya, yang namanya “baru” tentu menyimpan sebuah harapan
baru ke depan. Demikian juga saya, mempunyai harapan baru terhadap Damri. Wa bil
khusus tentunya setelah ada perubahan logo. Apalagi saya adalah pengguna setia
setiap Jumat malam. Eh, nggak juga sih. Kadang-kadang
saya masih selingkuh ke yang lain. Nggak salah kan, bila ingin variasi lain sekaligus
studi banding. Emangnya anggota dhewan saja yang boleh studi banding?
Harapan
saya kepada Damri sederhana saja, sesederhana tiket yang dibayarkan oleh
pengguna jasanya. Satu kata saja : perubahan. Ya, perubahan yang kebetulan diawali
oleh perubahan logo. Kemudian perubahan pada budaya organisasi, orientasi
pemasaran, dan arah perusahaan ke depan. Harapan saya sebagai pengguna jasa,
pelayanan Damri berubah menjadi lebih baik lagi. Berubah, berubah, berubah,
kenapa sih harus berubah? Menurut saya karena:
Kesatu,
perusahaan bus cukup banyak, persaingat ketat. Sejujurnya saya tidak tahu
berapa jumlah perusahaan bus di Indonesia. Dari nama-nama bus yang sering
bersliweran di depan mata saya, setidaknya ada puluhan. Kalau dari situs http://ayonaikbis.com/perusahaan-otobus-terbaik-di-indonesia/1846,
ada lebih dari seratus perusahaan. Tidak sedikit dari mereka yang begitu inovatif
dalam layanan. Penggunaan bus dengan teknologi dan karoseri terbaru (SHD, SDD,
Dll) sudah digunakan dalam peremajaan armadanya. Bahkan bus dengan tempat tidur
pun sudah diluncurkan beberapa waktu yang lalu. Untuk bus bandara pun, Damri
kini tidak sendiri. Sudah ada perusahaan lain yang ikut bermain di sini. Damri,
sepertinya masih nyaman dengan kondisi saat ini. Mungkin karena masih banyaknya
pelanggan setia, sehingga merasa yakin akan terus bertahan. Hmm, ga salah juga
sih. Tapi, coba tengok sejenak Nokia, Blackberry, Merpati, Mandala... atau
setidaknya tidak perlu menunggu sampai datangnya kerugian besar seperti PT KAI
dan PT Pelni baru kemudian bertransformasi...
Kedua,
Damri adalah perusahaan milik negara. Bisa dikatakan secara tidak langsung berarti
dimiliki oleh masyarakat yang notabene sebagai pengguna jasa Damri juga. Pengguna
jasa adalah sumber kehidupan perusahaan. Sebagai ungkapan syukur atas kehidupan
yang telah diberikan para pengguna jasa, sudah sepantasnyalah apabila pengguna jasa
yang sekaligus “pemilik” perusahaan diberikan layanan terbaik.
Komentar
Posting Komentar