Damri vs Kereta Api: Sebuah Catatan Perjalanan
Hampir setiap Jumat malam saya melakukan
perjalanan pulang dari Jakarta ke Purwokerto dengan Damri. Kemudian di Minggu
malam kembali lagi ke Jakarta dengan Kereta Api. Tidak terasa, hampir dua tahun
sudah saya menjalani rutinitas ini. Bosan dan lelah? Itu sih tidak perlu
ditanya lagi. Bagaimanapun, ini adalah sebuah pilihan hidup yang mesti
dijalani. Jadi ya.. dinikmati saja. Di luar sana ternyata banyak juga kok yang
seperti saya. Pulang Jumat kembali Ahad...
Seringnya menggunakan Damri dan Kereta
Api membuat saya tergelitik untuk membandingkan dua maskapai eh perusahaan ini
yang notabene sama-sama perusahaan pelat merah. Membandingkan Damri dan Kereta Api
dari sisi kinerja keuangan tentu tidak akan saya lakukan. Ini jelas rumit dan
tentunya membutuhkan pengetahuan manajemen keuangan. Kebetulan saya juga bukan
analis keuangan. Dan saya juga tidak sedang membuat penelitian atau skripsi dengan
membandingkan kedua perusahaan tersebut.
Karena itu saya ingin
perbandingan yang sederhana saja. Saya coba membandingkan Damri vs Kereta Api
berdasarkan pengamatan dan pengalaman selaku pengguna rutin selama hampir dua
tahun. Sederhananya, perbandingan akan saya buat dalam tabel berikut:
Layanan
|
Damri
|
Kereta Api
|
Tiketing
|
-
Loket
penjualan pada agen/perwakilan
-
Sudah
online, namun untuk trayek bus tertentu saja
-
Masih
ada calo berkeliaran di pool Kemayoran
|
-
Loket
penjualan di stasiun, biro travel, minimarket, kantor pos
-
Sudah
online, untuk semua jurusan kereta jarak jauh
-
Sudah
tidak terlihat calo di stasiun kereta
|
Ruang tunggu
keberangkatan
|
-
Terbuka,
kurang terawat dan kotor, kursi fiber sudah banyak yang rusak
-
Campur
baur penumpang dan bukan penumpang/pengantar/penjemput/calo
-
Bebas
merokok
|
-
Terbuka,
terawat dan bersih, kursi tunggu besi dilapis busa
-
Hanya
penumpang yang masuk di ruang keberangkatan
-
Tersedia
smoking area
|
Toilet
|
-
Tidak
ada urinoir
-
Kebersihan
lumayan, petugas ada tapi lebih sering duduk menerima pembayaran
-
Penggunaan
toilet dipungut pembayaran
|
-
Ada
urinoir
-
Kebersihan
bagus, petugas ada dan rutin membersihkan ceceran air
-
Toilet
gratis
|
Mushola
|
-
Memadai
dan sudah dilengkapi AC
|
-
Memadai
dan sudah dilengkapi AC
|
Armada
|
-
Relatif
sudah berumur
-
Dilengkapi
AC
-
Pernah
mogok beberapa kali
-
Tidak
tersedia toilet
|
-
Relatif
berumur tapi sudah ada peremajaan baik untuk gerbong ekonomi, eksekutif serta
lokomotifnya
-
Dilengkapi
AC
-
Belum
pernah mogok
-
Tersedia
toilet
|
Ketepatan waktu
|
-
Hanya
ada jadwal keberangkatan
-
Keberangkatan
relatif tepat waktu, kedatangan susah diprediksi karena situasi lalu lintas
yang tidak menentu
|
-
Jadwal
keberangkatan dan kedatangan tersedia
-
Keberangkatan
dan kedatangan relatif tepat waktu, walaupun masih terjadi keterlambatan
|
Keamanan Perjalanan
|
-
Hanya
ada satu orang awak bus selain sopir
|
-
Selain
kondektur, terdapat beberapa security yang bertugas
|
Kenyamanan
Perjalanan
|
-
Tidak
ada petugas kebersihan
-
Tidak
ada restorasi, namun bus berhenti di rumah makan sebanyak 2 kali selama
perjalanan
-
Ada
pemberitahuan kepada penumpang sesuai tujuan.
- Asongan dan pengamen masih ada |
-
Ada
petugas kebersihan selama perjalanan kereta
-
Ada
layanan restorasi
-
Ada
pemberitahuan ketika kereta api akan tiba dan berhenti di stasiun tertentu
- Sudah tidak ada asongan dan pengamen |
Customer service
|
-
Tidak
ada
-
Mulai
tahun ini diluncurkan call center Damri 1500-825
|
-
Ada
-
Call
center 121 sudah ada sejak lama
|
Promosi/Layanan
Spesial
|
-
Belum
pernah ada tiket promo dalam 2 tahun terakhir.
-
Disediakan
takjil buka puasa
|
-
Pada
momen-momen tertentu ada tiket promo. Yang terbaru misalnya menyambut 71 th
KAI harga tiket Rp28.945 untuk semua kelas.
-
Penulis
tidak tahu apakah tersedia takjil atau tidak, namun dari teman pengguna
kereta api diperoleh info bahwa PT KAI menyediakan takjil bagi penumpangnya.
|
Selama hampir dua tahun “menjalin
kasih” bersama Damri dan Kereta Api, yang terlihat terus melakukan perubahan
adalah Kereta Api. Misalnya beberapa kali merenovasi toilet, memperbaiki
mushola, memperbaiki dan mengubah layout ruang tunggu, mengganti kursi tunggu, membuat
custumer service dan yang paling terakhir adalah meluncurkan kereta api ekonomi
rasa eksekutif. Sementara itu Damri terlihat masih jalan di tempat.
Nah, kalau dikaitkan dengan visi dan
misi perusahaan maka pimpinan dan karyawan kereta api sepertinya terus berusaha
keras mewujudkan visi dan misinya. Menurut
saya sejauh ini mereka telah cukup baik pencapaiannya. Hal ini jelas terlihat
dengan adanya perubahan-perubahan yang dilakukan secara terus-menerus. Imbas perubahan tersebut sangat dapat
dirasakan oleh saya selaku pengguna layanan. Sementara untuk Damri sendiri dapat
dikatakan belum berhasil mewujudkan visi
dan misinya. Dua tahun berlalu belum tampak banyak perubahan yang saya rasakan
selaku pengguna layanan. Ada teri ada kedondong... pliss Damri... berubah
dong...
Komentar
Posting Komentar