Disparitas Tarif Pangkas Rambut
Bukan agar terlihat keren atau ilmiah, saya menggunakan kata "disparitas" pada judul tulisan ini. Semata-mata hanya ingin tampil beda dan agar menarik perhatian saja. Menurut KBBI, kata disparitas sendiri mempunyai arti perbedaan. Bisa juga berarti jarak. Semoga Anda yang membaca tulisan ini adalah salah satu di antara yang tertarik dengan adanya penggunaan kata tersebut.
Ya... Kegiatan yang biasa saja namun tidak bisa saya lakukan sendiri. Untuk ini tentu saya membutuhkan orang lain yang mempunyai keahlian memotong rambut. Dulu sebutannya adalah tempat tukang cukur. Kemudian berubah menjadi "Pangkas Rambut". Seiring berjalannya waktu, kemudian dikenal istilah yang lebih kekinian yaitu "Barber Shop". Intinya sama saja sih, ya potong rambut juga...
Pangkas rambut setidaknya saya lakukan setiap 3 minggu atau sebulan sekali. Mungkin terbawa kebiasaan sejak kecil. Waktu itu, rambut saya dipotong sendiri oleh ayah. Potong rambutnya menggunakan alat potong rambut manual yang digerakkan dengan genggaman jari tangan. Juga sisir dan gunting. Model potongan rambut saya selalu pendek, kurang lebih setengah sentimeter. Orang sering bilang "cepak". Jadinya mirip... itulah... yang suka pakai seragam tertentu...
Ketika jadwal pangkas rambut tiba, saya selalu berusaha untuk pergi ke tempat pangkas yang belum pernah saya kunjungi. Bukan karena tidak setia. Tapi karena rasa ingin tahu dan penasaran dengan tempat yang berbeda. Sebagai konsumen, tentunya ingin membandingkan layanan dan tarifnya. Karena memang saya sudah tidak terlalu peduli dengan hasil potongan rambutnya. Yang penting dipotong pendek. Selesai. Seperti masa kecil dulu.
Pangkas rambut setidaknya saya lakukan setiap 3 minggu atau sebulan sekali. Mungkin terbawa kebiasaan sejak kecil. Waktu itu, rambut saya dipotong sendiri oleh ayah. Potong rambutnya menggunakan alat potong rambut manual yang digerakkan dengan genggaman jari tangan. Juga sisir dan gunting. Model potongan rambut saya selalu pendek, kurang lebih setengah sentimeter. Orang sering bilang "cepak". Jadinya mirip... itulah... yang suka pakai seragam tertentu...
Ketika jadwal pangkas rambut tiba, saya selalu berusaha untuk pergi ke tempat pangkas yang belum pernah saya kunjungi. Bukan karena tidak setia. Tapi karena rasa ingin tahu dan penasaran dengan tempat yang berbeda. Sebagai konsumen, tentunya ingin membandingkan layanan dan tarifnya. Karena memang saya sudah tidak terlalu peduli dengan hasil potongan rambutnya. Yang penting dipotong pendek. Selesai. Seperti masa kecil dulu.
Secara umum, standar pelayanan pangkas rambut hampir sama. Baik antar pangkas rambut dalam satu kota di tempat domisili saya, di luar kota domisili, bahkan beberapa kota di luar Jawa. Kebetulan saya pernah bertugas di beberapa daerah di Indonesia. Jadi urusan pangkas rambut pun sering saya bandingkan antar daerah.
Sarana standar di tempat pangkas rambut biasanya terdiri dari kursi untuk antri, kursi kayu atau besi untuk pangkas rambut, kaca cermin besar, meja dan kipas angin. Sedangkan peralatan utama untuk memotong rambut adalah sisir, gunting dan alat potong rambut elektrik yang biasa disebut clipper. Alat pendukung lainnya ada berupa pisau cukur atau silet, semprotan air, kain penutup badan dan handuk kecil.
Menurut saya, yang membedakan antar tempat pangkas rambut adalah standar kebersihan. Ada tempat yang sangat bersih, ada yang biasa saja, ada juga yang ala kadarnya. Ada yang demikian menjaga kebersihan sehingga handuk kecil yang digunakan adalah satu handuk bersih hanya digunakan untuk satu orang saja. Demikian juga silet, hanya dipakai satu kali saja terus dibuang. Jadi tidak lagi menggunakan pisau cukur rambut. Namun ada juga yang ala kadarnya. Satu kain handuk dipakai berkali-kali oleh orang yang berbeda. Hiiii.... Jadi, jangan lupa mandi ya setelah pangkas rambut...
Selain itu, ada pangkas rambut yang memberikan bonus pijit kepala dan pundak. Bahkan juga kretek leher. Kalau yang ini sih saya tidak berani.
Untuk menambah kenyamanan konsumen, ada satu dua tempat pangkas rambut yang sudah dilengkapi pendingin udara atau AC. Kalau tempatnya seperti ini saya betah menunggu antrian berlama-lama. Kalo tidak, ya mending mencari tempat lainnya yang tidak ada antrian.
Nah, untuk pangkas rambut yang memakai label "Barber Shop" biasanya menyediakan sarana yang lebih lengkap. Selain kursi yang lebih nyaman seperti di Salon, ruangan full AC, disediakan juga fasilitas untuk cuci rambut atau keramas. Bahkan di beberapa Barber Shop juga melayani creambath. Nah, yang ini asyik buat menyegarkan kepala...
Tarif pangkas rambut sendiri sangat beragam. Tarif termurah yang pernah saya dapatkan saat ini adalah tiga belas ribu rupiah. Harga ini saya bayar ketika pangkas rambut di kota Wates, Kulon Progo, DIY. Di tempat domisili saya yang berada di selatan gunung Slamet malah lebih mahal. Harganya di kisaran lima belas ribu rupiah.
Ketika saya bertugas di Sumba Timur, ongkos pangkas rambut adalah dua puluh ribu rupiah. Ini harga pada awal tahun 2024 ya. Masih relatif terjangkau. Ketika saya bertugas di Ternate, Maluku Utara, tarif pangkas rambut di kisaran dua puluh lima ribu rupiah. Ini harga pada tahun 2014. Tarif tertingg yang pernah saya bayar adalah di Manokwari, Papua Barat. Tarif pangkas rambut mencapai empat puluh ribu rupiah pada tahun 2021. Padahal pada tahun 2018 hanya dua puluh lima ribu saja.
Itulah disparitas tarif pangkas rambut di beberapa kota tempat saya pernah melaksanakan tugas. Sangat bervariasi. Sepertinya semakin ke timur semakin tinggi harganya. Mungkin penentuan harganya mengikuti kenaikan tarif tiket pesawat ya...
Bulan lalu, adalah jadwal saya pangkas rambut. Kebetulan saya melihat ada tempat pangkas rambut baru dengan label "Barber Shop" di dekat rumah. Jadi saya mencoba ke tempat itu. Tempatnya cukup bersih dan sejuk karena menggunakan AC. Yang melakukan pangkas rambut juga ramah dan cekatan. Setelah selesai, ada "kejutan" yang saya terima. Apa kejutannya? Saya mendapatkan segelas ice lemon tea. Seumur umur saya melakukan pangkas, baru kali itu saya mendapatkan minuman gratis ice lemon tea. Setelah menikmati ice lemon tea sampai tak bersisa, saya mendapatkan kejutan sekali lagi. Apakah itu? Ternyata harga yang harus saya bayar adalah 2x lipat dari harga pangkas rambut lainnya!!! Saya sungguh tidak menyangka. Tapi mau bagaimana lagi, rambut di kepala sudah terlanjur rata. Mungkin ini yang pertama dan terakhir saya pangkas rambut di tempat ini...
Komentar
Posting Komentar