Kamis, 16 April 2015

Menikmati Pasir Putih Pulau Dodola, Morotai, Maluku Utara


Sebenarnya sudah cukup lama saya berkunjung ke Pulau Dodola - tepatnya bulan Juni tahun 2014 yang lalu. Tapi ga ada salahnya kan kalo baru aku tulis kisahnya sekarang... Buat yang belum tau letak pulau ini, pulau Dodola masuk wilayah Kabupaten Pulau Morotai Propinsi Maluku Utara. Tepatnya di sebelah barat Daruba, ibu kota Kabupatan Pulau Morotai. Trus kira-kira di mana sih Pulau Morotai? Yak.. kurang lebih di sebelah timur Sulawesi Utara (Manado) dan sebelah utara Pulau Halmahera. Kabupaten Pulau Morotai merupakan wilayah paling utara dari Provinsi Maluku Utara dan berbatasan dengan negara Filipina... Wah, jauhnya...
Kata teman yang pernah ke sana, pulau ini indah sekaligus unik.  Indah karena pasir putih dan airnya yang jernih kebiruan. Unik karena saat laut pasang maka pulau Dodola akan terdiri dari dua pulau, Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil. Ketika laut surut maka akan terlihat jalan pasir yang menghubungkan keduanya. Wilayah Maluku Utara memang dianugerahi oleh keindahan pulau-pulaunya yang luar biasa, dan Pulau Dodola adalah salah satunya.
Akhirnya, saya dengan beberapa teman sepakat mengunjungi pulau Dodola. Kami berangkat dari Ternate menuju Daruba menggunakan kapal Geovani pada Jumat malam. Ketika kapal berangkat pada pukul sembilan dari pelabuhan A. Yani Ternate, cuaca cukup cerah.  Tampak warna warni lampu kota di kejauhan ketika kapal meninggalkan Ternate. Menurut perkiraan kapal akan sampai Daruba pada hari Sabtu pagi.




Tiba di pelabuhan Daruba, kami kemudian beristirahat sebentar. Karena perut sudah keroncongan, kami memutuskan untuk mengisinya di sebuah warung makan dengan menu ikan bakar. Di daerah yang dikelilingi laut seperti Maluku Utara, memang ikan laut sudah menjadi lauk sehari-hari. Selesai mengisi perut, kami kembali ke pelabuhan untuk menyewa speedboat. Memang sih lumayan mahal, karena dihitung setengah hari, dari pagi sampai sore. Tapi karena kami datang secara rombongan maka sewanya bisa dibagi beramai-ramai. Jadi terasa murah juga.

Perjalanan menuju pulau Dodola cuaca mulai mendung. Bahkan, di tengah perjalanan hujan mulai turun meskipun tidak terlalu deras sementara angin bertiup cukup kencang. Ombak di laut pun mulai meninggi dan mengombang-ambingkan speedboat kami. Kadang speedboat berada di puncak ombak, tak lama kemudian masuk ke lembahnya. Juru mesin akhirnya mengurangi kecepatannya karena ombak semakin tinggi. Waktu itu kami semua terdiam dan pasrah karena suasana sungguh menegangkan! Maklumlah, kami bukan orang-orang yang sudah terbiasa di laut...

Untunglah, tidak sampai setengah jam kami sudah sampai di tempat tujuan, Pulau Dodola! Dan mendungpun perlahan-lahan mulai meninggalkan kami. Sinar mataharipun kemudian mulai menampakkan sinarnya. Duh senangnya...

Begitu kami menginjakkan kaki di tanah, kemudian kami langsung melakukan penjelajahan. Tampak beberapa bangunan cottage yang terbuat dari kayu. Secara tampilan bentuknya cukup bagus. Namun sayang sepertinya tidak terawat. Di sana sini mulai tampak kerusakan. Ada beberapa kamar kecil namun sama sekali tidak bisa dipergunakan. Sepertinya semua ini dibangun ketika ada even Sail Morotai tahun 2012 yang lalu. Namun sayangnya kelihatan terbengkalai begitu saja...



Ketika kami mulai menjelajah pantainya, benarlah apa yang dikatakan teman saya. Cuaca yang mulai cerah menampakkan keindahan Pulau Dodola. Pasir pantainya sangat putih dan sehalus bubuk, membuat kami betah berlama-lama. Pemandangan lautnya yang hijau, jernih dan kebiru-biruan, menambah rasa kagum kami. Laut pun perlahan mulai surut seiring waktu yang beranjak siang. Pulau Dodola yang semula terlihat dua dan terpisah oleh laut, mulai terlihat menyatu dengan jalan pasir putihnya. Kami pun bergegas berjalan di atasnya. Luar biasa!

Setelah matahari tergelincir ke sebelah barat, kami beranjak meninggalkan pulau Dodola. Kata tukang speedboat masih ada beberapa spot pulau yang sayang untuk dilewatkan. Namun karena terbatasnya waktu, kami hanya menyempatkan singgah di dua pulau saja. Salah satunya adalah Pulau Zum Zum McArthur. Pulau yang konon pernah digunakan oleh McArthur, Panglima Tentara Inggris ketika perang dunia dulu.




Akhirnya, sore hari kami tiba kembali di Daruba. Sambil menunggu waktu keberangkatan kapal Geovani kembali ke Ternate di malam hari, kami menikmati indahnya sore hari di pelabuhan Daruba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar